Rusia berencana menggelar latihan militer utama pada bulan September mendatang yang menimbulkan kekhawatiran Barat. (Istimewa) ★
Komandan Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) di Eropa mengatakan Rusia harus memungkinkan, termasuk wartawan Barat, menghadiri latihan militer yang akan datang. AS takut latihan perang tersebut dapat menempatkan Ukraina dalam situasi terpojok seiring retorika Presiden Rusia Vladimiri Putin yang semakin tajam.
"Rusia benar-benar bisa membantu meringankan dan memberikan stabilitas jika mereka mengundang pengamat. Itu akan melakukan banyak hal, terus terang, menurunkan kecemasan," kata Lenjen Ben Hodges seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (13/8/2016).
Pernyataan Hodges ini muncul setelah Ukraina menuduh Rusia telah menempatkan lebih dari 40 ribu tentara di Crimea, wilayah semenanjung Ukraina yang dianeksasi oleh Moskow pada tahun 2014, dan di perbatasan Ukraina.
Hodges menolak mengungkapkan perkiraan pasukan Rusia atau berspekulasi tentang niat Rusia menjelang pengumuman latihan besar-besaran di selatan Rusia yang diharapkan menyertakan Crimea.
Namun dia mengatakan Rusia dapat membantu mengeliminisir kekhawatiran dengan mengikuti contoh dari latihan militer yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa, dimana Rusia diizinkan untuk mengirimkan pengamat.
Kementerian Pertahanan Rusia pada Desember lalu mengatakan akan menggelar latihan militer utama untuk 2016 mendatang. Latihan ini akan menguji pasukan Southern District Militer, yang kini termasuk Crimea dan Armada Laut Hitam Rusia. Dikatakan latihan yang diberi nama Kaukasus 2016 akan berlangsung pada bulan September mendatang. (ian)
Komandan Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) di Eropa mengatakan Rusia harus memungkinkan, termasuk wartawan Barat, menghadiri latihan militer yang akan datang. AS takut latihan perang tersebut dapat menempatkan Ukraina dalam situasi terpojok seiring retorika Presiden Rusia Vladimiri Putin yang semakin tajam.
"Rusia benar-benar bisa membantu meringankan dan memberikan stabilitas jika mereka mengundang pengamat. Itu akan melakukan banyak hal, terus terang, menurunkan kecemasan," kata Lenjen Ben Hodges seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (13/8/2016).
Pernyataan Hodges ini muncul setelah Ukraina menuduh Rusia telah menempatkan lebih dari 40 ribu tentara di Crimea, wilayah semenanjung Ukraina yang dianeksasi oleh Moskow pada tahun 2014, dan di perbatasan Ukraina.
Hodges menolak mengungkapkan perkiraan pasukan Rusia atau berspekulasi tentang niat Rusia menjelang pengumuman latihan besar-besaran di selatan Rusia yang diharapkan menyertakan Crimea.
Namun dia mengatakan Rusia dapat membantu mengeliminisir kekhawatiran dengan mengikuti contoh dari latihan militer yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa, dimana Rusia diizinkan untuk mengirimkan pengamat.
Kementerian Pertahanan Rusia pada Desember lalu mengatakan akan menggelar latihan militer utama untuk 2016 mendatang. Latihan ini akan menguji pasukan Southern District Militer, yang kini termasuk Crimea dan Armada Laut Hitam Rusia. Dikatakan latihan yang diberi nama Kaukasus 2016 akan berlangsung pada bulan September mendatang. (ian)
♞ sindonews
No comments:
Post a Comment