7. Hyalophagia : Kebiasan Makan Kaca
Hyalophagia adalah makan kaca. Terutama tercatat sebagai gangguan patologis, juga dianggap sebagai bentuk pica. Hyalophagia sangat berbahaya bagi manusia sebagai konsumsi, karena dapat memotong perut, usus, dan tenggorokan pada saat ditelan. Di Indonesia dikenal kebiasaan makan kaca atau beling di kalangan pelaku Kuda Lumping, namun itu lakukan dalam kondisi tidak sadar (intrance).
6. Urophagia : Kebiasaan Makan Air Seni
Urophagia adalah konsumsi air seni – baik sendiri atau orang lain. Urophagia umumnya dianggap tidak berbahaya, karena sebagian urin individu sehat adalah steril. Namun, tetap ada risiko kecil jika penyakit hadir, atau infeksi bakteri dari saluran kemih. Mungkin juga ada efek sekunder, seperti ruam kulit pada orang yang sensitif terhadap air kencing.
5. Geophagy : Kebiasaan Makan Tanah
Geophagy adalah praktek makan zat sederhana seperti tanah liat, dan kapur. Hal ini terkait erat dengan pica yang merupakan keinginan normal atau nafsu untuk makan zat nonfood. Banyak manfaat kesehatan yang mungkin timbul dari geophagy tetap diteliti dan banyak diperdebatkan. Banyak ilmuwan percaya bahwa hal ini berbahaya, sementara yang lain berpendapat bahwa mungkin ada manfaatnya sebagai diet defisiensi mineral.
4. Anthropophagy : Kebiasaan Makan Manusia / Kanibalisme
Tidak perlu bingung, istilah ini sama sekali berbeda dengan antropologi. Anthropophagy lebih dikenal sebagai kanibalisme. Memakan sesama manusia telah dilakukan oleh berbagai kelompok di masa lalu di Lembah Amazon, biasanya terhubung ke dalam ritual perang suku. Fiji pernah dikenal sebagai ‘Kepulauan Kanibal’. Kebudayaan Anasazi di reruntuhan candi Chaco Canyon telah ditafsirkan oleh beberapa arkeolog sebagai bukti adanya ritual kanibalisme.
3. Autosarcophagy : Kebiasaan Makan Tubuh Sendiri
Ini adalah bentuk gangguan dari self-canibalism. Hal ini dikategorikan sebagai pica (gangguan yang berkaitan dengan konsumsi hal-hal yang tidak boleh dikonsumsi). Beberapa orang akan terlibat dalam kanibalisme diri sendiri sebagai bentuk ekstrem dari modifikasi tubuh, misalnya makan kulit sendiri. Yang lainnya akan minum darah mereka sendiri, praktek yang disebut autovampirism. Pada tanggal 13 Januari 2007, artis Denmark Marco Evaristti mengadakan pesta makan malam untuk teman-temannya yang paling intim. Makanan utamanya adalah pasta agnolotti, pada yang atasnya sebuah bakso yang dibuat dengan lemaknya sendiri hasil operasi sedot lemak. Bernd Jürgen Armando Brandes berharap untuk terlibat dalam self-canibalism dalam persidangan yang terkenal di Jerman atas kasus pembunuhan Armin Meiwes. Bernd bahkan menawarkan dirinya untuk dikonsumsi!
2. Coprophagia : Kebiasaan Makan Tinja
Coprophagia adalah praktek konsumsi tinja (kotoran); hal ini sangat jarang pada manusia. Mengkonsumsi tinja orang lain membawa risiko kontraktor penyakit menyebar melalui kotoran, seperti hepatitis. Hepatitis A, Hepatitis E, pneumonia, and influenza. Hepatitis A, Hepatitis E, radang paru-paru, dan influenza. Vaksinasi umumnya direkomendasikan untuk mereka yang terlibat dalam praktek ini.
1. Necrophagia : Kebiasaan Makan Mayat
Necrophagia atau endokanibalisme adalah tindakan makan daging manusia manusia mati. Hal ini tidak terlalu umum tetapi adalah kebiasaan pada mereka yang melakukannya. Ide di balik kebiasaan mengerikan ini adalah kepercayaan bahwa dengan memakan tubuh si mati maka sekaligus akan ‘menghisap’ sifat-sifat almarhum untuk asimilasi roh. Beberapa suku di Amerika Selatan dan Australia dikatakan telah mempraktekkan ritual menyeramkan ini. Tapi banyak akademisi merasa endocannibalisme adalah tuduhan palsu dilemparkan oleh kolonial pada masa awal untuk mendapatkan alasan dominasi politik. Menurut antropolog Napoleon Changon, komunitas Yanomamo di Amerika Selatan masih makan abu dan sisa tulang orang yang mati setelah di kremasi.
No comments:
Post a Comment